Hargai Pendidikan, Belajarlah dari Malala

Posted October 24th, 2012 at 7:36 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Radillah Khaerany, 20 Oktober 2012

Malala Yousufzai.

Kenalkah anda dengan nama di atas? Saya tidak akan heran jika anda belum mengenal nama tersebut. Saya pun mungkin tidak akan tahu siapa Malala dan bagaimana kisahnya jika tidak membaca twit dari seseorang yang saya follow di twitter beberapa waktu lalu. Saya lalu mencari tahu lebih banyak tentang Malala melalui mesin pencari di internet, dan menemukan banyak sekali informasi mengenai gadis ini.

Dari berita VOA: Militan Pakistan Tembak Aktivis Remaja Putri Pakistan. Pada tanggal 9 Oktober kemarin, Malala ditembak oleh seseorang bertopeng pada saat pulang sekolah dengan menggunakan bus. Si penyerang menanyakan siapakah diantara para siswa yang bernama Malala dan mengancam akan menembak semua siswa jika tidak ada yang mengaku. Akhirnya Malala mendapat tembakan di kepala dan di leher, sementara dua siswa lain ikut terluka akibat penembakan tersebut. Mengapa Malala ditembak?

Baca di http://kyosotoy.blogspot.com/2012/10/mensyukuri-pendidikan-belajarlah-dari.html

Semangat Para Penderita Cacat Fisik Dalam Menghadapi Realita Kehidupan Sosial

Posted October 24th, 2012 at 7:31 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Arif Lukman Hakim, 20 Oktober 2012

Dalam realita kehidupan sosial, kondisi fisik selalu ikut berperan dalam ukuran kepercayaan diri seseorang ketika bergaul baik dengan lingkungan masyarakat, lingkungan kerja, lingkungan pendidikan, maupun lingkungan keluarganya.

Seseorang yang terlahir dengan kondisi cacat fisik akan mengalami kesulitan ketika hendak bergaul dengan orang-orang dengan kondisi fisik normal di lingkungan sekitarnya. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi sekelompok tuna rungu di Gaza (berita dari VOANews yang berjudul Restoran Di Gaza Dikelola Pekerja Tuna Rungu).

Baca di wrogz.wordpress.com/2012/10/20/semangat-para-penderita-cacat-fisik-dalam-menghadapi-realita-kehidupan-sosial/#respond

Hadiah Nobel untuk Indonesia

Posted October 24th, 2012 at 7:29 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Yohanes Yoga Laksono, 20 Oktober 2012

Satu persatu peraih Penghargaan Nobel sudah diberikan. Seperti yang sudah diketahui umm, hadiah Nobel diberikan kepada mereka yang memberikan kontribusi besar bagi masyarakat. Jtentu hal ini dianggap sebagai penghargaan tertinggi bagi mereka yang telah mempunyai jasa besar terhadap dunia. Penghargaan ini pertamakali diberikan berdasarkan wasiat Alfred Nobel, yang sungguh berharap agar penemuan-penemuan penting dalam sejarah, dapat berguna bagi kemanusiaan.

Sudah satu abad penghargaan nobel diadakan. satu persatu negara lain sudah menjadi pemenangnya. Bagaimana dengan Indonesia?

Baca di http://blogkputih.wordpress.com/hadiah-nobel-untuk-indonesia/

Pemerintah, Perhatikanlah Nasib Para Buruh!

Posted October 24th, 2012 at 7:27 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Ida Riama Siregar, 20 Oktober 2012 

Sangat memprihatinkan sekali nasib buruh di Indonesia yang sering melakukan demonstrasi untuk menuntut hak-hak mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak.  Tetapi aspirasi mereka kurang di dengar oleh pihak manajemen perusahaan malah justru para demonstran ini mendapatkan perlakuan kasar  seperti dilempari besi dan batu dan juga disiram oleh air kotor, seperti yang dialami oleh pekerja PT Panarub Dwikarya Benoa (PDB) adalah perusahaan yang memproduksi sepatu dan pakaian olahraga Adidas.
Pekerja PT Panarub Dwikarya ini melakukan demonstrasi beberapa bulan setelah terjadi pemberhentian pekerja untuk menuntut uang pesangon dan perbaikan kondisi bekerja seperti yang diberitakan oleh VOA Indonesia pada tanggal 19 Oktober 2012 yang berjudul Pekerja Pabrik Adidas Bentrok dengan Polisi .

Baca di http://agrace2011.blogspot.com/2012/10/pemerintah-perhatikanlah-nasib-para.html

Stop Edanisme dalam Pendidikan Kita

Posted October 24th, 2012 at 7:25 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Jayadi, 19 Oktober 2012

Edanisme dapat dimaknai sebagai paham yang menempatkan manusia pada posisi tidak memiliki lagi apa yang dinamakan cipta, rasa, dan karsa. Seorang pujangga Jawa, R. Ronggowarsito menulis ramalannya sejak lama. Dijelaskan bahwa manusia akan mengalami suatu masa yang disebut jaman edan, dimana akal nurani tidak berjalan, karena senantiasa diselimuti hawa nafsu duniawi, dan sebaliknya jika tidak mengikuti jaman, akan “mati kelaparan” tergilas oleh manusia lainnya yang serakah.

Kunci untuk mengatasi hal tersebut ialah selalu ingat dan tawakal kepada Tuhan, serta waspada menghadapi setiap tantangan. Jaman edan sudah merambah kemana-mana dan berusaha untuk mempengaruhi siapa saja. Maka suka atau tidak suka, mau tidak mau, dan rela tidak rela, masyarakat dunia dilanda edanisme. Opini ini terinspirasi dari liputan dan laporan VOA tanggal 4 Oktober 2012 berjudul Sekolah Virtual di AS Dapat Reaksi Negatif   dan tanggal 6 Oktober 2012 berjudul Kemampuan Mengajar Guru di AS Dinilai dari Hasil Ujian Murid di mana dari pengalaman selama ini, kedua judul ini memiliki makna yang berlawanan, yakni pengaruh dunia maya dengan prestasi siswa.

Edanisme telah mencoreng dunia pendidikan. Menipisnya rasa kasih sayang dan berkurangnya rasa menghargai merupakan kristalisasi dari kehidupan yang tak terkontrol. Maka persiapan generasi sebagai pemimpin masa depan melalui pendidikan harus mendapatkan perhatian serius.

Baca di http://sekdessuntalangu.wordpress.com/2012/10/19/stop-edanisme-dalam-pendidikan-kita/

Blog dalam Dunia Akademik

Posted October 24th, 2012 at 7:20 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Sitti Rasuna W, 19 Oktober 2012  

Betapa internet begitu substansial pada masa kini. Terlebih lagi pada media sosial. Artikel “Lebih Banyak Orang Perlu Menggunakan Media Sosial” yang dilansir VOA Indonesia memberitakan hasil survei konsultan komunikasi Maverick dan London School Public of Relations Jakarta menyatakan bahwa 91 persen wartawan (yang merupakan responden) dependen pada internet dalam menulis berita. Selain itu, tujuh dari sepuluh wartawan butuh internet untuk mendapatkan ide membuat berita.
Kalau wartawan dalam pekerjaannya saja sangat terikat dengan internet, bagaimana dengan aku, yang masih mahasiswa? Tentu saja dalam mengerjakan tugas, sangat butuh internet. Paper dan jurnal ilmiah tak perlu lagi punya dalam bentuk fisik namun tinggal saja unduh dari internet. Nah, tapi ada satu hal yang berbeda dari tugas yang aku dapatkan dari mata kuliah Kebanksentralan beberapa waktu lalu.

Nah, di Indonesia sendiri pengguna media sosial sangat banyak. Dengan mengisinya dengan konten positif, akan memberikan manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan.

Baca di http://www.sittirasuna.com/2012/10/blog-dalam-dunia-akademik.html

Nutrisi Tak Cukup, Percepat Penyebaran HIV di Papua?

Posted October 24th, 2012 at 7:13 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Rachmat Willy Sitompul, 19 Oktober 2012

Membaca satu artikel berjudul “Kelangkaan Pangan Bisa Perparah Wabah HIV/ AIDS” saya tertarik untuk melihat situasi yang terjadi di Papua saat ini. Dengan angka prevalensi HIV yang cukup tinggi dibanding dengan wilayah lain di Indonesia, Papua menjadi wilayah yang perlu perhatian serius dalam program penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia.

Pergaulan bebas yang cukup tinggi ditandai dengan usia sangat muda saat pertama kali berhubungan seks dan adanya kesulitan ekonomi yang memicu commercial seks membuat angka prevalensi itu bisa meningkat tahun demi tahun.

Kondisi penyebaran HIV dan orang terinfeksi HIV serta orang terdampak HIV juga diperparah dengan kondisi asupan nutrisi yang terbatas dan tidak cukup.

Baca di http://apaituhivdanaids.blogspot.com/2012/10/nutrisi-tak-cukup-percepat-penyebaran.html

Pers Burma Jangan Seperti Indonesia

Posted October 24th, 2012 at 7:12 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Fitri Norhabiba, 18 Oktober 2012 

Kebangkitan pers Burma (artikel VOA: Media Corong Pemerintah Burma Ubah Konsep) patut diapresiasi yang ditandai dengan perubahan koran New Light of Myanmar menjadi pro publik salah satunya setelah perjuangan Aun San Suu Kyi memperjuangkan reformasi, namun juga harus melihat perkembangan dari negara ASEAN yang terdekat yakni Indonesia.

Dinamika pers di Indonesia sebelum reformasi hingga pasca reformasi mengalami perubahan besar, dimana sekarang pers Indonesia cenderung bebas.

Burma dapat meniru Indonesia dalam memberdayakan sumber daya manusia yang ada untuk terlibat dalam citizen journalism sehingga informasi publik lebih beragam sumber dan pemberitaannya.

Baca di http://abibob.blogspot.com/2012/10/pers-burma-jangan-seperti-indonesia.html

Beri Kami Ruang

Posted October 24th, 2012 at 7:10 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Achmad Junaidi,17 Oktober 2012

Pemandangan seperti gambar di atas pasti banyak kita jumpai dilorong-lorong rumah di sudut kota yang padat, saya yakin anak-anak kecil tersebut akan berkata “Beri Kami Ruang” (artikel VOA: Penerapan Ruang Terbuka Hijau di Indonesia Minim) walau dalam hati saja. Mereka ingin tempat untuk bercanda, bermain bersama teman-teman sejawatnya tanpa ada yang mengganggu atau mereka mengganggu pengguna jalan yang lain ketika bersuka ria.

Berbeda dengan ketika melihat pemandangan yang terlihat di pelosok pedesaan, anak-anak kecil dengan leluasa bercanda dan bermain ditanah lapang yang sejuk penuh dengan rerimbunan pepohonan tanpa ada yang mengganggunya.

Baca di:  http://coretanpenaku.blogdetik.com/index.php/2012/10/beri-kami-ruang

Dana Talangan (Hutang), Riba, Penghematan, Investasi, dan Islam

Posted October 24th, 2012 at 6:59 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Sahid Nurika, 17 Oktober 2012

Beberapa waktu yang lalu VOA memberitakan bahwa Spanyol menyambut baik dana talangan (Spanyol Sambut Baik Dana Talangan 125 Milyar Dolar). Dana talangan ini digunakan untuk menyelamatkan bank-bank di Spanyol. Yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana jadinya jika sebuah bank yang merupakan sumber dana malah perlu diselamatkan?

Artinya sudah tidak adakah orang di Spanyol menabung uangnya di bank atau memang sudah pada titik nadzirnya perputaran uang di Spanyol? Sebaiknya Spanyol membuat iklan untuk rakyatnya agar rajin menabung. Menabung sama dengan berhemat. Ada filosofi bahwa dia yang akan selalu kecukupan adalah yang membutuhkan sedikit namun menghemat banyak.

Kerugian pasti ada pada pihak peminjam tentunya. Pemberi pinjaman adalah bagian dari sistem eksploitasi. Lagi pula hanya sedikit orang-orang yang beruntung memperoleh kenaikan-kenaikan pendapatan tahunan seiring tingkat inflasi. Begitu juga halnya dengan sebuah negara.

Baca di http://zonesa.blogspot.com/2012/10/dana-talangan-hutang-riba-penghematan.html

Categories

Calendar

March 2024
M T W T F S S
« Dec    
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031

Archives