Kiriman: Narendra Prataksita, 16 Mei 2012
Ada perasaan aneh menggelitik ketika menyaksikan liputan dari VOAIndonesia mengenai Tur Becak di New York (12.05.2012). Liputan tersebut menceritakan kehidupan penarik becak di New York dan bagaimana kegiatan mereka di salah satu kota tersibuk di Amerika. Begitu berbedanya nasib maupun perlakuan terhadap penarik becak antara di New York dan di Indonesia.
Penarik becak di New York tersebut memilih untuk menjadi penarik becak sedangkan di Indonesia sebagian menjadi penarik becak karena tidak ada pilihan. Simak saja penarik becak asal New York, Frankie Legarreta yang mengatakan, “Begitu saya memulai pekerjaan ini saya pikir ini adalah cara yang hebat untuk mencari nafkah. Dengan cara ini saya bisa bertemu dengan banyak orang dari berbagai latar belakang dari seluruh pelosok dunia.”
Lebih cepat, ramah lingkungan, melestarikan warisan budaya, menarik wisatawan, dan menyehatkan bagi penariknya. Becak, kenapa tidak?
Baca di http://www.narendra-blogs.blogspot.com/2012/05/becak-beda-negeri-beda-rejeki.html