Kiriman: Rahmawaty. 17 Juni, 2012
Beberapa tahun yang lalu, sebelum saya mulai kuliah, saya melihat sebuah iklan di TV tentang seorang perempuan yang mendedikasikan dirinya untuk mengajar di pedalaman. Pedalaman yang dimaksud benar-benar jauh di dalam rimba, waktu itu saya cuma bisa membatin “ini beneran atau iklan aja”. Saya baru tahu itu memang fakta ketika penyambutan mahasiswa baru di tempat saya kuliah sekarang, kebetulan tokoh yang satu ini diundang karena dia termasuk mantan mahasiswi disini.
Jujur saya kagum, kalau saya pribadi pasti tidak mau seperti dia, jauh-jauh ke pedalaman demi mengajar anak-anak dan mengentaskan buta huruf. Dibalik kerja kerasnya itu saya merasa miris, coba anda baca “Butet Manurung Luncurkan Buku ‘The Jungle School’ di AS ” dan “Butet Manurung dan The Junggle School” dua berita dari VOA.
Miris karena melihat dia harus jauh-jauh melakukan penggalangan dana demi kelanjutan programnya, ternyata sudah ada banyak suku di rimba yang telah dia dkk berikan pendidikan. Dan untuk kali ini Butet dkk mengalami kekurangan dana. Pertanyaannya adalah, “apakah tidak ada orang lain lagi di Indonesia yang peduli?”.
Baca di http://selfbside.wordpress.com/2012/06/17/perjuangan-butet-manurung/