Kiriman: Ariyanti Handayani, 4 Juli 2012
Pada tulisan ini saya mengamati kebijakan pemerintah berkaitan dengan tuna yang kurang pro petani tradisional ketimbang pengusaha ikan, keengganan pemerintah melirik penduduk Indonesia sebagai pasar potensial produk tuna, serta adanya masalah distribusi dari wilayah yang kaya ikan (khususnya kepulauan di Indonesia Timur) ke wilayah yang membutuhkan ikan (Jawa, misalnya). Tulisan ini saya kaitkan dengan postingan di VoA pada 31 Mei 2012 yang bertajuk ASEAN Perkuat Kerjasama Pengelolaan Tuna.
Baca di http://othervisions.wordpress.com/2012/07/04/kaya-tuna-miskin-nelayan/#more-3406