Kiriman: Januarti Sururi, 6 Agustus 2012
Dahi saya berkerut membaca berita olahraga bertajuk Delapan Atlet Badminton, Termasuk Ganda Puteri Indonesia, Didiskualifikasi dari Olimpiade di situs VoA, Rabu, 1 Agustus 2012 lalu.
Dalam berita disebutkan ada delapan atlet badminton puteri yang didiskualifikasi oleh Federasi Badminton Dunia (BWF) karena disinyalir telah berupaya kalah dalam pertandingan supaya di putaran berikutnya bisa bertemu dengan lawan yang lebih enteng, atau bisa menghindar dari pertandingan melawan rekan senegaranya.
Masih ingat motto Olimpiade; Citius, Altius, Fortius? Ungkapan berbahasa Latin yang berarti Lebih cepat, Lebih tinggi, Lebih kuat ini seakan mengokohkan Olimpiade sebagai kancah pertandingan olahraga yang sangat kompetitif.
Hanya yang tercepat, tertinggi dan terkuat saja yang akan membawa pulang kemenangan. Persaingan yang berat dengan lawan-lawan tangguh dan beban untuk memperoleh kemenangan, mungkin juga jadi penyebab munculnya perbuatan-perbuatan yang tak sportif.
Meraih medali Olimpiade memang pencapaian yang pastinya bakal mendongkrak pamor atlet beserta negara yang dibelanya. Tapi, apa iya kita harus menghalalkan segala cara untuk menjadi the fastest, the highest and the strongest? Apapun demi sekeping medali?
Baca di http://ruri-online.blogspot.com/2012/08/apapun-demi-sekeping-medali.html