Kiriman: Arief Setiawan, 7 September 2012
Mengenang Munir tak melulu harus meneriaki para polisi dan pejabat negeri. Mengenang Munir tak melulu harus melempari dan menyumpah-serapahi pemimpin negeri yang (memang) gemar ingkar janji.
Ada pelajaran yang sangat berharga dan bisa dipetik atas meninggalnya pejuang hak asasi kemanusiaan (HAM) nomor wahid di negeri ini. Negeri yang menurut sebagian orang, sebuah negeri subur tirani.
Adalah Suciwati yang selama delapan tahun ini memperjuangkan keadilan atas meninggalnya Munir, seperti diberitakan oleh VOA dalam artikel: “Suciwati: Presiden Yudhoyono Ingkar Janji”. Bisa dibayangkan betapa berat perjuangan yang harus ia jalani.
Delapan tahun, bukan waktu yang sebentar, kawan! Perjuangannya, cintanya terhadap sang suami patutnya kita teladani. Menjadi contoh betapa di tengah zaman yang semakin keras ini, seorang Suciwati masih tetap cinta sampai mati.
Baca di http://arsetega.wordpress.com/2012/09/07/meneladani-perjuangan-suciwati/