Kiriman:  Adi Toha. 12 September 2012

Artikel yang dilansir di VOAINDONESIA, pada 30 Agustus 2012, berjudul “Perempuan Togo Rencanakan ‘Mogok Seks’ untuk Gulingkan Presiden”, mengingatkan saya dengan sebuah obrolan warung kopi bersama seorang kawan, entah berapa tahun silam. Dalam obrolan membahas kondisi Indonesia yang carut-marut di segala bidang itu—terutama akibat dari korupsi yang tidak kunjung diberantas habis—tercetus gagasan yang kurang lebih begini: Bagaimana caranya mengorganisasi perempuan, kaum ibu dan remaja, untuk mogok melakukan pekerjaan sehari-hari mereka dalam melayani laki-laki, demi perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik.

Dalam artikel di VOA tersebut, diberitakan bahwa aksi mogok seks yang diserukan kaum perempuan Togo itu terinspirasi dan mendapatkan semangat optimismenya dari kaum perempuan Liberia, yang pada tahun 2003, mengorganisasi serangkaian tindakan non-kekerasan, termasuk aksi mogok seks, demi menuntut diakhirinya perang saudara yang telah berlangsung sengit selama 14 tahun, yang memorak-porandakan salah satu negara di kawasan Afrika tersebut.

Baca di:    http://www.sanibisme.com/mogok-seks-demi-berantas-korupsi/