Kiriman: Ariyanti, 12 Oktober 2012
Menjadi tua di jaman sekarang ternyata tidak mudah. Apalagi jika tak memiliki cukup tabungan atau keluarga yang peduli. Para lansia terpaksa menghabiskan hidupnya dengan menanggung kesepian di panti jompo, atau malah terlunta-lunta di penampungan para gelandangan. Ini yang tak saya inginkan. Andai euthanasia diperbolehkan di Indonesia, saya pilih euthanasia saja ketimbang menjadi uzur tapi menderita.
Jadi, sungguh tepat imbauan PBB seperti yang dimuat oleh VOA dalam postingan tanggal 1 Oktober 2012 yang bertajuk ‘PBB Desak Perlindungan Lebih Besar untuk Manula’.
Kalau direnungkan, perlakuan terhadap manula atau lansia adalah bentuk diskriminasi paling dekat dalam kehidupan kita sehari-hari. Lansia akan disingkirkan dalam lapangan pekerjaan formal, karena dia dianggap tidak produktif (kecuali jika dia si empunya perusahaan, tak ada yang berani memecatnya). Lansia juga dianggap keluarganya menjadi beban karena tak memiliki penghasilan serta lambat mengerjakan pekerjaan rumah harian (walau banyak manula yang masih aktif). Apalagi jika mereka mulai pikun. Belum lagi anggapan bahwa lansia identik dengan beragam penyakit, sejalan dengan menurunnya kekuatan fisik mereka.
Baca di: http://othervisions.wordpress.com/2012/10/13/impian-saya-tua-bahagia-mati-masuk-surga/