Kiriman: A M Masudi, 23 September 2012
Andai tidak ada demonstrasi anarkis yang menelan korban jiwa, termasuk yang diyakini menenewaskan duta besar Amerika di Libya, menurut hemat saya, reaksi banyak warga muslim terhadap film ‘Innocence of Muslims’, layak mendapat pujian.
Di beberapa tempat, ungkapan kemarahan memang tidak terbendung, dan aksi protes pun menelan korban dan menimbulkan kerusakan, seperti diberitakan dalam artikel VOA berjudul: Protes Film anti-Islam Meluas.
Meski demikian, jelas ada banyak suara protes lain yang lebih rasional, bijak, santun, dan lebih elegan, tanpa mengurangi esensi pernyataan ketersinggungan dan kemarahan terhadap film yang merendahkan sosok Nabi Muhammad.
Sejak awal gelombang unjukrasa anti-film ‘Innocence of Muslims’, satu per satu pejabat dan ulama di negara-negara muslim mengecamnya, namun mereka serta-merta juga menekankan bahwa penolakan muslim terhadap percobaan character assassination dengan sasaran Nabi Muhammad tidak bisa menjadi alasan yang menghalalkan tindak kekerasan.
Baca di http://babadt.wordpress.com/2012/09/23/itu-hanya-film-amatiran/