Kiriman: Nuzuli Rachman, 21 Maret 2012
Peredaran narkoba sekarang telah merambah dunia maya terutama melalui jejaring sosial dengan berkedok toko apotik.
Kiriman: Nuzuli Rachman, 21 Maret 2012
Peredaran narkoba sekarang telah merambah dunia maya terutama melalui jejaring sosial dengan berkedok toko apotik.
Kiriman: Muhammad Nur Fachmi, 21 Maret 2012
Voice Of America (VOA), Bahaya Radiasi Ponsel, September 17 2009, ternyata sejumlah para Pakar medis dari amerika memutuskan bahaya radiasi ponsel itu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita, dan “tingkatan resiko kanker dengan signifikan” dan yang paling meresahkan adalah sejumlah anak remaja ” laporan ditulis oleh VOA Ade Astuti”.
Baca di http://www.be-cleaver.co.cc/2012/03/bahaya-radiasi-ponsel.html#more
Kiriman: Drs. Munawar Kholil, 21 Maret 2012
Penderita HIV dan AIDS di Indonesia telah sampai tahap yang menghkhawatirkan karena telah merambah semua provinsi yang ada di Indonesia. Dari 33 Provinsi yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia 33 terdapat penderita HIV positif dan hanya 1 Provinsi saja yang tidak terdapat penderita AIDS. Percepatan penderita HIV maupun AIDS telah menyerang ibu rumah tangga beserta bayi yang dilahirkannya lantaran ibunya tertular dari suaminya dan bayi yang dilahirkannya ikut terjangkit Virus yang mematikan itu.
Berdasarkan badan PBB untuk masalah AIDS (UNAIDS) menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peningkatan tercepat dalam kasus HIV/AIDS di Asia. Disamping itu, pemahaman masyarakat akan penyakit HIV/AIDS masih sangat rendah.
Baca di http://halil4.wordpress.com/2012/03/20/upaya-pencegahan-hiv-dan-aids-di-indonesia/
Kiriman: Litna Nurjannah Ginting, 21 Maret 2012
VOA melansir berita mengenai kaum muda Amerika yang meminati pertanian walaupun mereka bukan dari latar belakang pendidikan pertanian. Mereka mulai menyadari akan pentingnya sektor pertanian ini.
Beda dengan Indonesia yang merupakan negara Agraris yang banyak penduduknya petani namun malah minat kaum mudanya di sektor ini semakin menurun.
Baca di http://litnastory-justforfun-litnalitna.blogspot.com/2012/03/voa.html
Kiriman: Arif Santoso Hamdanas, 21 Maret 2012
Hukuman edukatif yang menarik perhatian saya adalah saat mendengarkan obrolan antara Arif Budiman dan Utami Husein pada siaran petang VOA Rabu, 14 Maret 2012 lalu. Dari obrolan singkat itu, dikatakan bahwa salah seorang kepala sekolah di Maryland, Baltimore, memasukan anak-anak yang dianggap bandel untuk mengikuti kursus yoga. Keren juga tuh.
Semoga saja, para guru di belahan dunia lain selain Baltimore, juga turut serta memberi inovasi yang edukatif dalam menghukum siswa sebagaimana yang dilakukan oleh kepala sekolah di salah satu SD di Maryland seperti yang diberitakan oleh Utami Husein dan Arif Budiman pada 14 Maret lalu. Salam juang pendidikan!
Baca di http://k2oke.multiply.com/journal/item/233/Hukuman_Edukatif
Kiriman: Enggar Tyasto W, 21 Maret 2012
Berita tentang apresiasi kerja yang diberikan oleh sekjen PBB Ban Ki-Moon kepada pasukan perdamaian Indonesia atas partisipasi dalam menyelesaikan masalah pada negara-negara yang sedang dilanda konflik.
Baca di http://enggar90punya.blogspot.com/2012/03/sekjen-pbb-apresiasi-kerja-pasukan.html
Kiriman: Mursyal, 21 Maret 2012
Masyarakat Indonesia sepertinya ingin mendengar kabar terbaru dari perkembangan produksi mobil ESEMKA , tentunya kabar yang baik. Sedih dan kecewa tentunya juga buat kita semua, sebab perjuangan siswa jurusan otomotif SMK kota Solo mendapat rintangan bahwa mobil rancangan mereka gagal di 2 item dari 11 test yaitu emisi gas dan intensitas cahaya lampu mobil, sesuai dengan pernyataan Kementerian Perhubungan kita, yang diberitakan pada Voa Indonesia di mobil ESEMKA gagal uji emisi, Walikota Solo semangati siswa tetap produksi mobil rakitan (2/3).
Baca di http://mursyaldeclick.blogspot.com/2012/03/mobil-esemka-hanya-gagal-di-2-item-dari.html
Kiriman: Ida Bagus Yudha Surya Pradipta, 20 Maret 2012
Saya kaget. Ketika hendak pulang ke kota Denpasar, saya mendengar berita tentang baku tembak polisi dengan tersangka teroris. Kejadian ini membuat saya berpikir. Kenapa Bali selalu jadi sasaran terorisme? Mungkin karena Bali banyak dikunjungi wisatawan asing, selain itu Bali juga terkenal dengan budayanya yang khas, tentu menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan dan teroris.
Berita tentang tertangkapnya teroris di Bali banyak disiarkan melalui televisi dan media massa. Saya juga sempat online dan membaca berita dari VOA yang berjudul “Pihak Berwenang Tewaskan 5 Militan di Bali”.
Baca di http://programatujuh.wordpress.com/2012/03/21/bali-tetap-jadi-sasaran-terorisme/
Kiriman: Helga Indra Rukmana, 20 Maret 2012
Setiap minggu pagi gak jarang saya melihat iring-iringan ratusan sepeda yang sedang mengikuti kegiatan Car Free Day(CFD) melintasi kawasan Thamrin-Sudirman, Jakarta Pusat. Kawasan yang pada hari kerja(Senin-Jumat) selalu penuh dengan kendaraan roda 2 atau lebih beserta polusinya. Kata macet sudah bukan menjadi rahasia umum lagi disini. Teman kantor saya bilang, bukan Jakarta namanya kalo gak macet. Bahkan saya sempat heran saat beberapa Transjakarta, yang seharusnya menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan, malah ikut-ikutan macet sama seperti kendaraan lain.
Kemarin sore saya membaca salah satu artikel di VOA tentang adanya program “Capital Bikeshare” yang diadakan pemerintah kota Washington DC, Amerika Serikat. Dengan adanya program ini, diharapkan bisa mengurangi kepadatan kendaraan dan juga untuk menjaga lingkungan dari polusi. Warga Washington bisa meminjam sepeda untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti pergi ke kantor atau hanya untuk berjalan-jalan.
Kebayang gak sih kalo di Jakarta juga ada program semacam ini?
Baca di http://halogaga.com/blog/information/memaksimalkan-peran-sepeda-di-jakarta
Kiriman: Ichwan Prasetyo, 20 Maret 2012
Kriteria miskin yang ditetapkan pemerintah dikesampingkan. Aparat pemerintah desa sesukanya mendaftar para penerima BLT. Nepotisme dan koncoisme sangat kental. Siapa yang dekat yang aparat pemerintah desa baik miskin atau tak miskin, semua mendapat jatah BLT.
“BLT habis semata-mata untuk urusan konsumtif. Tak ada ekses pemberdayaan sama sekali,” kata guru SMP itu. Bagi warga penerima BLT–sekarang BLSM–pembagian dana itu adalah “pesta sejenak”, bisa membeli pulsa lebih banyak.
Semestinya, menurut anggota satpam dan guru itu, kompensasi kenaikan harga BBM total didisitribusikan ke sektor yang benar-benar memberdayakan rakyat. Menurut guru itu, sektor pendidikan masih butuh sangat banyak dana. Kini, masih sangat banyak anak usia sekolah dari kalangan warga miskin yang tak bisa menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun.
Baca di http://regional.kompasiana.com/2012/03/21/blsm-membantu-makin-memiskinkan-rakyat-miskin/