Posted February 10th, 2012 at 10:12 am (UTC+0)
Kiriman: Yohanes Debrito Neonnub, 7 Februari 2012
Indonesia, negara dengan sejuta kebanggaan dan keuntungan. Alam raya yang kaya akan sumber daya alam, beraneka ragam flora dan fauna, masyarakat yang pluralis dan harmonis, kaya akan budaya, posisi geopolitik yang strategis, negara kepulauan terbesar di dunia, negara khatulistiwa yang menawan dan begitu banyak lagi julukan yang melekat erat dalan identitas yang menamakan diri Indonesia itu.
Tapi semua itu tidak sebanding lurus bila kembali ditengok kehidupan sebagian besar masyarakatnya. Masayarakat negeri ini (Indonesia, red) menyebut diri mereka bangsa yang kaya, bangga dengan semua kekayaan itu. Namun nyatanya, sampai detik ini pun masih banyak orang yang harus tidur kelaparan, masih banyak bocah yang putus sekolah dan terpaksa bekerja keras mencari uang demi melanjutkan hidup mereka, masih banyak pelacur di jalanan yang rela menjual tubuh mereka demi mendapatkan sesuap nasi. Semua kekayaan itu milik siapa atau hanyalah gambaran fatamorgana kebanggaan yang coba dibesar-besarkan sejak kecil, sejak mereka berada di bangku pendidikan. Kemiskinan, kemeralatan, tidak tersedianya pendidikan dan akses kesehatan tidak perlu terjadi bila negara ini tidak salah mengelola semua potensi kekayaan yang ada dengan arif dan benar adanya.
Baca di http://atoin-kuan.blogspot.com/2012/02/politik-coba-coba-ala-indonesia.html