Kiriman: Muhammad Adam, 2 Januari 2012
Ironis memang, disaat negara-negara lain sedang sibuk berinovasi, menciptakan berbagai teknologi canggih, menciptakan tenaga nuklir, berlomba menciptakan perguruan tinggi yang world class university, menciptakan model e-learning, e-business, menciptakan generasi yang siap berkompetensi denga dunia global , namun kita masih merangkak pada tahap menggalakkan membaca.
Baca di http://www.mc-adam.com/2012/01/bercerita-vs-membaca.html
Kiriman: Eddy Prayitno, 31 Desember 2011
Hampir setiap orang berharap kebaikan pada tahun baru. Seperti Pedagang Kecil Berharap Nasib Lebih Baik di Tahun Baru, yang intinya berharap mendapatkan perhatian dari pemerintah. Seperti yang dilansir VOA News dalam laporan malam tahun baru di Jakarta (31/12). Dadakan saja aku terpicu meng-update blog sebagai satu postingan awal di tahun 2012. Sebuah postingan yang mengandung harapan besar. Ada satu hal yang menjadi catatanku di penghujung tahun 2011 dan awal 2012. Catatan ini berisi sebuah harapan lama di tahun baru. Sebuah catatan buruk tentang toleransi beragama di Indonesia.
Baca di: http://mataharitimoer.blogdetik.com/2012/01/01/postingan-pertama-2012-toleransi-dalam-keberagaman/
Kiriman: Gian Fitria Anggraini, 31 Desember 2011
Setiap budaya pasti memiliki caranya masing-masing untuk mengeskpresikan produk budayanya, ada yang melalui tulisan, gambar, tarian, benda seni, dan juga bahasa. Yup, bahasa sebagai alat komunikasi manusia yang utama, juga merupakan produk budaya. Suatu bahasa akan ‘eksis’ jika bahasa tersebut masih digunakan oleh kebudayaan tertentu. Negara Indonesia yang saat ini memilki 33 provinsi dengan 33 macam kebudayaan daerah yang berbeda-beda, juga berarti memiliki 33 macam bahasa bahkan lebih yang “eksis” di seluruh kepulauan nusantara. Namun, apakah setiap bahasa dari berbagai kebudayaan ini masih benar-benar “eksis” atau malah sedang mengalami “kepunahannya”? (Sumber artikel VOA: Jarang Digunakan, Ratusan Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah )
Baca selengkapnya di: http://ghiefitria.blogspot.com/2011/12/bahasa-daerah-yang-terancam-punah.html
Kiriman: G. Satrio Utomo, 31 Desember 2011
Abis baca ini neh: ‘Sexting’ Lewat Telepon Genggam Tak Umum di Kalangan Remaja, baca di VOA terbitan Rabu 21 Desember 2011. Beritanya sih tentang survey di amerika sonoh yang membikin para ortu lega, karena ternyata kirim-kiriman SMS ato MMS porno lewat handphone itu di Amerika sana jarang terjadi di kalangan remaja. Sekilas berita itu terkesan ga mutu dan ga penting. Tapi itu kan kalo di Amerika, kalo di Indonesia gimana?
Sexting itu lebih sekedar ke pergaulan bebas anak remaja yang merambah dunia teknologi. Bukan salah device nya, tapi yang punya device itu apa udah wise enough untuk punya device?
Baca di: http://satrioaja.wordpress.com/2011/12/31/smssex-messaging-service/
Kiriman: Fernandes, 31 Desember 2011
Lembaga Swadaya Masyarakat Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Indonesia (FITRA) menyatakan Anggaran Negara pada tahun 2011 masih mengabaikan kesejahteraan rakyat. Begitu banyak kasus yang diberitakan oleh media massa mengenai DPR dan semuanya itu negatif. Ini menunjukkan bahwa memang DPR sudah sangat kacau dan berbahaya. Mulai dari kasus mafia hukum yang memperjual belikan pasal-pasal hukum, korupsi tender, mobil mewah dan yang paling memalukan bagi saya tidur saat sidang, ini benar-benar memalukan. Mereka punya mobil mewah uang banyak tapi mereka menderita gizi buruk.
Baca di: http://indonesiasuka.blogspot.com/2011/12/lsm-anggaran-negara-tahun-2011-abaikan.html
Kiriman: Fera Amelia, 31 Desember 2011
Rancangan Undang-Undang atau RUU Jaminan Produk Halal akan disahkan menjadi undang-undang. UU Jaminan Produk Halal akan diberlakukan untuk produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik (Voice of America, 26/10/1011). Masyarakat jarang sekali yang mempedulikan apakah produk kefarmasian yang dikonsumsi itu halal. Kehalalan suatu produk kefarmasian pada era global ini menjadi kompleks dan memerlukan penangan yang serius. Pekerjaan pemeriksaan kehalalan suatu produk tidak bisa sembarangan, memerlukan ketelitian tinggi, memerlukan pengetahuan asal usul bahan dan proses pengolahan produk itu sendiri dan yang terpenting analisis laboratorium tidak dapat dijadikan andalan menentukan kehalalan produk suatu bahan.
Baca di: http://voxivera.blogspot.com/2011/12/halal-kah-obat-yang-anda-minum.html
Kiriman: Mita Anggraeni, 31 Desember 2011
Pariwisata bisa dijadikan sektor yang menjanjikan jika dikelola dengan baik dan maksimal. Tapi apakah destinasi pariwisata selama ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya? Sebuah berita dari VOA tanggal 18 Desember 2011 yang berjudul “Indonesia Harus Maksimalkan Pengembangan Desa Wisata” membuat saya tergerak untuk menulis pengalaman saya melakukan KKN di Desa Ngablak, Srumbung, Magelang.
Baca di: http://citizenknowledge.blogspot.com/2011/12/memaksimalkan-potensi-desa-di-indonesia.html
Kiriman: Ani Mudiwati, 30 Desember 2011
Pelaku bakar diri di Istana Negara pada 7 Desember 2011 lalu, Sondang Hutagalung dikabarkan mendapat gelar “Sarjana Kehormatan” dari Universitas Bung Karno, universitas di mana ia kuliah. Aksi bakar dirinya di depan Istana Negara tersebut dianggap sebagai bentuk perjuangan perubahan, membuat pihak UBK memberi apresiasi tinggi. Apa yang bisa kita ambil dari kasus ini?
Seperti pada laman Voanews.com yang saya baca edisi 11 Desember 2011 yang berjudul “SBY Sampaikan Belasungkawa untuk Keluarga Korban Tewas Aksi Bakar Diri“. Bentuk keprihatinan saya terhadap kasus bakar diri ini saya tuangkan dalam artikel berikut ini.
Baca di: http://thehowdyindonesia.blogspot.com/2011/12/setujukah-anda-pelaku-bakar-diri-diberi.html
Kiriman: Dessy Roshinta Luvitara. 30 Desember 2011
Gaya hidup masa kini, ditambah dengan produksi bahan pangan skala besar, terkadang kurang memperhatikan kesehatan dan lingkungan. Keprihatinan terhadap hal tersebut membuat sebagian orang memutuskan untuk mengolah bahan pangan sendiri dengan cara terjun langsung menjadi peternak dan petani.
Inilah yang dilakukan Christian Seger dan istrinya (artikel VOA: Pasutri Amerika Tinggalkan Karir Tinggi Untuk Jadi Peternak Kambing), serta Emily Sioss dari AS.
Baca selengkapnya di: http://livingdaisy.blogspot.com/2011/12/beternak-bertani-dan-impian-hidup-sehat.html
Kiriman: Bakri (Becks Ahmad), 30 Desember 2011
Korupsi seakan sudah menjadi budaya di negara kita, karena sering kali di lakukan secara massal dan melibatkan sindikasi rahasia, apa jadinya jika Perilaku korup tetap bertahan dan tak ada kesadaran dari semua pihak, maka bangsa kita bisa hancur karena penyakit tersebut, tentunya hal tersebut harus menjadi perhatian oleh semua pihak, karena ia merupakan masalah bersama, tetapi kita juga butuh pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menyuburkan perilaku korup tersebut, kemudian dengan pemahaman tersebut, maka kita bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk memberantasnya, setidaknya kita bisa menguranginya.
Saya sangat tertarik dengan sebuah laporan VOA Indonesia, tertanggal 12 Desember 2011, yang bertajuk Perlu Peta Jalan untuk Atasi Korupsi di Indonesia, sebuah laporan/ uraian yang menarik tentang penyakit korupsi yang akut yang melanda indonesia.
Baca di: http://beckbelajar.blogspot.com/2011/12/korupsi-dan-masa-depan-bangsa.html
Facebook
Twitter
YouTube
RSS
