Kiriman: Yosi Pramajay, 12 Desember 2011
Intisari dan sedikit komentar tentang salah satu berita di VOA news, yang berkesan sekali buat saya.
Baca di http://joshiegeek.blogspot.com/p/voa-news-indonesian.html
Kiriman: Yosi Pramajay, 12 Desember 2011
Intisari dan sedikit komentar tentang salah satu berita di VOA news, yang berkesan sekali buat saya.
Baca di http://joshiegeek.blogspot.com/p/voa-news-indonesian.html
Kiriman: Arif Wijayanto, 12 Desember 2011
Napoli adalah sebuah tim yang dapat menjadi contoh dibalik kegagalan Man United dan Man City. sementara Chelsea yang baru ditangani pelatih baru serta Arsenal yang ditinggal para pemain bintangnya mampu menyelamatkan muka Liga Inggris.
Baca di http://sampahotax.blogspot.com/2011/12/mu-dan-city-gagal-di-liga-champions.html
Kiriman: Orgenes Tonga, 12 Desember 2011
Blog saya memuat berbagai informasi bermanfaat yang saya dapatkan dari berbagai sumber termasuk http://www.voanews.com/indonesian dan juga bersumber dari saya sendiri.
Baca di http://orgenestonga.blogspot.com/2011/12/tim-peneliti-amerika-jajaki-alternatif.html
Kiriman: Yunisa Zahrah, 12 Desember 2011
Posting saya mengangkat tema mengenai pentingnya belajar, sesibuk-sibuknya kita, belajar tetaplah nomor satu. Postingan ini terinspirasi oleh liputan Pop Culture VOA tanggal 23 November 2011 tentang Cinta Laura yang kuliah di Columbia University, New York, USA. 🙂
Baca di http://yunisawesome.blogspot.com/2011/12/sesibuk-sibuknya-kau-belajar-adalah.html
Submitted by: Cantika Paramitha, 12 Desember 2011
News on corruption and concerns on the issue is nothing new for Indonesians as it is a prime issue that must be dealt with. Along with many other individuals, I feel that corruption has worsened in this country and no amount of attention is enough on the issue. In my blog, you will see a series of analysis and comments, all with a touch of humor to lighten the mood for the readers. Hopefully my writing will be of some influence for the Indonesian government to begin eradicating corruption.
Read the post on http://chasingthelasttrain.tumblr.com/post/14115944833/voadecember
Kiriman: Zakaria, 11 Desember 2011
Kembalikanlah segala urusan kehidupan dengan ajaran Ilahi, maka dapat dipastikan jalan ke luarnya.
Baca di http://indonesiadenganmasalahdansolusinya.blogspot.com/
Kiriman: Zakaria, 11 Desember 2011
Untuk pertama kali hadiri di acara Pesta Blogger 2011, lalu jadi presenter atau pembawa berita bukanlah hal mudah butuh kepe-dean dan kenekatan yang harus dilakukan sebelum terjun bebas kedunia ini, apalagi keadaanya memang harus dan sering banget didepan layar kaca alias cameramen, kemaren ane di uji nyalinya di stand/boothnya VOA (voice of America) bersama komunitas dan rekan sekomunitas disana ada mba ani berta dan mba reny marthauli yang jadi dorongan buat ane ikutan.
Selengkapnya baca di http://genksukasuka.wordpress.com/2011/12/03/genksukasuka-jadi-reporter-di-voa-voice-of-america/
Kiriman: Aken Puti Wanguyun, 11 Desember 2011
Berita dari VOA ini akan membuka mata kita bahwa betapa harus bersyukurnya kita tidak mengalami keadaan perang seperti saudara-saudara kita yang mengungsi ke Amerika tersebut. Kita bisa hidup normal, sejahtera dan dapat dengan leluasa memakai bahasa Negara kita dan bebas berekspresi di tanah air kita tercinta ini. Para korban-korban perang tersebut perlu kita rangkul dan support agar bisa hidup dengan baik.
Baca selengkapnya di http://dulkyajane.blogspot.com/2011/12/suara-hati-para-wanita-korban-perang.html
Kiriman: Anita Zaenab, 9 Desember 2011
Dutabesar Belanda untuk Indonesia Tjeerd de Zwaan resmi minta maaf kepada para keluarga korban pembantaian di Rawagede, Karawang 64 tahun lalu. Sudah jelas kejadian telah terjadi 64 th. lalu bahkan bukti yaitu nyawa manusia yang sampai ratusan telah melayang mengapa baru sekarang diakui…
Kiriman: Zakia Alfatikhul Aziz, 8 Desember 2011
Diperlukan dialog khusus antara “anak dengan bapaknya” secara langsung dan berkelanjutan, sehingga masyarakat Papua merasa dihargai dan dianggap sebagai warga negara Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan itu, presiden SBY diharapkan “turun gunung” untuk sekedar mendengar curahan hati masyarakat Papua. Dan kemudian diimplementasikan secara berkelanjutan dengan cara membangun Papua agar setara dengan pembangunan di daerah lain.
Selengkapnya baca di http://ifqo.wordpress.com/2011/12/08/papua-menggila-sby-harus-turun-gunung/