Apa resolusi tahun baru Anda? Diet? Olah raga? Lebih banyak waktu untuk keluarga? Meski resolusi tahun baru umumnya gagal (paling tidak itulah yang terjadi pada saya), bersyukurlah kita yang tak wajib punya resolusi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Lain halnya dengan Presiden Obama. Resuolusinya untuk 2011 adalah “menumbuhkan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkuat kelas menengah AS.” Berat, kan? Di akhir 2010, ekonomi AS masih terpuruk dengan tingkat pertumbuhan di bawah tiga persen, tidak cukup untuk mengurangi tingkat pengangguran yang terus bertengger mendekati 10 persen. Apalagi mengingat begitu banyak pekerjaan rumah lain yang sudah menantinya.
Sebelum mengkaji apa saja PR Obama 2011 ini, mari simak apa saja yang telah dicapainya tahun 2010. Sebagian besar analisa yang saya baca menyebutkan 2010 merupakan tahun “lumayan” bagi Barack Obama. Meskipun partainya mengalami kekalahan telak dalam pemilu sela November kemarin, beberapa agenda legislatifnya telah tercapai. Termasuk reformasi layanan kesehatan, suatu hal yang diimpikan oleh sejumlah Presiden AS dari Partai Demokrat pendahulunya. Demikian pula dengan reformasi sektor finansial, meski tak jelas apakah kerangka yang terbentuk mampu mencegah ambruksnya sistem finansial AS seperti yang terjadi tahun 2008. Ada pula berbagai legislasi persamaan hak kelompok minoritas, seperti UU yang menjamin kesetaraan gaji perempuan dan pencabutan UU yang melarang kaum homoseksual yang bertugas di militer AS terbuka mengenai orientasi seksual mereka.
Meski demikian banyak yang terbengkalai. Penjara tawanan teroris Guantanamo masih terus beroperasi, padahal saat dilantik awal 2009 dulu Presiden Obama berjanji akan menutupnya dalam waktu setahun. Demikian pula dengan perdamaian Israel-Palestina yang mandek. Di awal 2011 ini tak banyak yang berbeda dibanding awal 2010. Meski sempat ada pembicaraan langsung antara pemimpin Israel dan Palestina, namun tak lama kemudian berhenti akibat isu pembangunan pemukiman Yahudi. Ini PR besar, khususnya mengingat hadiah Nobel 2009 yang diberikan kepada Barack Obama sebagian besar bertumpu pada harapan terciptanya perdamaian di Timur Tengah. Demikian pula dengan janji Presiden Obama untuk memperbaiki hubungan dengan dunia Islam. Sebagian besar pihak menyatakan, janji ini baru terpenuhi di tingkat retorika belaka, belum sampai ke ranah kebijakan.
Di tahun 2011 ini pasukan AS dijadwalkan mulai ditarik keluar dari Afghanistan, tepatnya pada bulan Juni. Meski bukan Presiden Obama yang memulai perang ini, namun memasuki tahun kesepuluh perang ini kini sering dijuluki “Obama’s War.” Gedung Putih juga harus menghadapi dua kekuatan nuklir yang tak bersahabat, yaitu Iran dan Korea Utara. Kedua negara ini berpotensi mengancam stabilitas di kawasan masing-masing.
Beberapa hari lalu sempat ada pemberitaan bahwa di samping berbagai tugas maha berat di panggung internasional, akan ada tugas satu lagi bagi Barack Obama: menjadi ayah untuk yang ketiga kalinya. Rumor kehamilan Michelle Obama tersebut sempat membuat sebagian rakyat Amerika girang menghadapi prospek adanya bayi di Gedung Putih. Tapi untung cuma rumor… coba bayangkan betapa repotnya mengurusi Ahmadinejad, Kim Jong Il dan Baby Obama sekaligus!
Selamat tahun baru 2011. Dari Washington, saya ucapkan salam, sukses dan semangat untuk Anda tahun ini!
*Blog ini berisi opini penulis yang tidak mencerminkan pendapat maupun posisi editorial VOA.