Kiriman: Leyla Imtichanah, 15 Juli 2012
Setelah menjalani karier menulis selama kurang lebih sepuluh tahun, saya telah mengalami berbagai pengalaman pahit manis dalam menerbitkan buku. Saya merasakan pahitnya kenyataan menjadi penulis pemula yang namanya belum diperhitungkan di jagat dunia tulis menulis.
Tiga tahun berusaha mencari penerbit, akhirnya saya memutuskan untuk menerbitkan buku sendiri. Pengalaman menerbitkan belasan buku, rupanya tak lagi mengesankan penerbit. Saya harus mengikuti tren pasar yang ada dengan menyediakan naskah yang sesuai dengan keinginan pasar. Saya memilih sebuah jasa penerbitan indie, atau self publishing, dengan biaya murah dan sistem cetak buku Print on Demand, atau dicetak berdasarkan pesanan. Saya hanya membayar jasa produksi buku, seperti kover, layout kover, dan layout isi. Biaya cetak baru dibayar kalau sudah ada yang memesan buku saya. Berhubung menggunakan sistem POD, maka penjualannya hanya melalui web penerbit, atau online. Buku tidak tersedia di toko buku.
Rupanya, jalan seperti itu pulalah yang diambil oleh seorang penulis pemula di Amerika, John Saul, yang saya baca beritanya di situs VOA Indonesia tanggal 15 Juli 2012 yang berjudul: Mulai Karir Menulis dengan Mencetak Buku Sendiri. Artikel VOA ini memberitakan tentang aktivitas John Saul menandatangani buku pertamanya di sebuah rumah di Alexandria, Virginia. Buku berjudul “Candle in the Window” itu adalah buku pertamanya yang berisi koleksi syair John Saul, yang dikumpulkannya selama 40 tahun.
Baca di: http://leylahana.blogspot.com/2012/07/mencetak-buku-sendiri-cara-instan.html