Kiriman: Ginanjar Budhiraharja, 3 November 2012
Nama Indonesia semakin meroket di mata internasional sejak masuk ke jajaran negara G-20. Apalagi, setelah diakui secara mendunia, perekonomian Indonesia mampu bertahan dari terpaan krisis finansial global 2008. Beberapa negara yang terkena dampak krisis pun mulai studi ke Indonesia untuk pemulihan ekonomi domestik. Sebenarnya apa yang menarik? Bisakah dikembangkan? Saya membaca liputan di voaindonesia tentang pemberdayaan anak jalanan oleh pengusaha di Vietnam. Sebenarnya, hal itu tidak asing bagi pengusaha di Indonesia. Jauh sebelum Indonesia masuk G-20, Indonesia sudah mengadopsi pola kerja pemberdayaan seperti yang terjadi di Vietnam tersebut. Dalam liputan yang berjudul “Restoran di Vietnam Rangkul Anak Jalanan“, ada sosok yang bernama Pham, seorang pengusaha restoran di Ho Chi Minh City yang menjadi fokus liputan.
Usaha sosial bukan berarti memberi secara cuma-cuma, tapi juga bukan berarti memeras secara massal. Sekali lagi, poin utama dari usaha sosial (social entrepreneurship adalah pemberdayaan sosial. Indonesia sebenarnya ahli di bidang ini. Sayang, pemerintah Indonesia sendiri kurang peka terhadap perkembangan ekonomi ini. Kok bisa?
Selengkapnya di: http://ginanjar-gibura.blogspot.com/2012/11/social-entrepreneurship-di-vietnam-bisa.html