Kiriman: Sa`ad Ahyat Hasan, 3 Agustus 2012
Sejujurnya saya cukup heran ketika membaca berita di website VOA Indonesia yang berjudul Harga Kedelai Mahal, Tahu Tempe Langka beberapa hari yang lalu. Bagaimana mungkin negara dengan potensi alam yang sangat melimpah seperti Indonesia ini bisa sampai mengalami krisis kedelai?
Idealnya, kalau dulu waktu zaman orde baru saja bangsa kita sudah bisa swasembada pangan, semestinya bangsa kita sekarang merupakan salah satu eksportir pangan terbesar di dunia. Bukannya malah mengimpor bahan pangan secara besar-besaran. Saya sendiri cukup kaget membaca berita lain di website VOA Indonesia yang berjudul Krisis Pangan Ancam Indonesia. Di sana sebutkan kalau ternyata ketergantungan pemenuhan kebutuhan pangan nasional utama terhadap impor juga cukup besar seperti kedelai (70 persen), garam (50 persen), daging sapi (23 persen), dan jagung (11,23 persen).
Saya yakin, krisis pangan yang beberapa waktu lalu terjadi bukan terjadi begitu saja. Pasti ada banyak faktor penyebab yang mempengaruhinya. Berikut beberapa analisis tentang penyebab krisis bahan pangan yang terjadi beberapa saat yang lalu :
Baca di http://kamuitubeda.wordpress.com/2012/08/03/mengurai-benang-kusut-masalah-pangan/