Kiriman: Fendiv Januar Lumbantobing, 6 Oktober 2012
Siapa yang tidak kenal dengan kata “korupsi”. fakta yang terjadi akibat korupsi sungguh menyedihkan, bahkan yang paling memalukan jika kita mengaitkan korupsi dengan nama bangsa Indonesia. yang hingga kini belum bisa tuntas mengatasinya. Korupsi di Indonesia memang telah merajalela bagai gurita. Korupsi telah ‘biasa’ dilakukan dari tingkat aparat paling redah, Ketua RT, hingga pejabat tinggi negara.
Korupsi itu berbahaya, jauh lebih berbahaya dan besar dampaknya daripada terorisme. jika teroris hanya beberapa kilometer misalnya meledakkan sesuatu, tapi korupsi itu dari Sabang sampai Merauke. Dampak korupsi itu sangatlah besar dan sangat merugikan banyak orang dan langsung dirasakan kerugiannya dalam pembangunan bangsa. Dampak negatif korupsi juga tidak berhenti sampai disini. Anak keturunan bangsa Indonesia adalah calon korban berikutnya yang harus siap menerima keadaan yang suram akibat ulah orang tuanya yang gemar korupsi.
Bahkan dalam artikel VOA Indonesia tanggal 13/02/2012, Indonesia Corruption Watch (ICW) menyatakan bahwa Sektor Pendidikan Paling Banyak Dikorupsi selama tahun 2011. Para koruptor dengan leluasa menyalahgunakan anggaran pendidikan seperti dana bantuan operasional sekolah, dana alokasi khusus dan dana pendidikan lainnya.
Baca di: http://fendivolution.blogspot.com/2012/10/walau-koruptor-masih-lapar.html