Stop Mempekerjakan Anak di Bawah Umur!

Posted July 23rd, 2012 at 6:17 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Yulia Safrida, 22 Juli 2012 

Artikel VOA Indonesia pada tanggal 21 Juni 2012 yang lalu yang berjudul “Organisasi Buruh Internasional: Pendidikan sebagai Solusi Atasi Masalah Pekerja Anak“. Berdasarkan artikel tersebut, 215 juta anak di dunia menjadi pekerja anak. Menurut saya angka ini sangat besar. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka, salah satunya dengan memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan mendapatkan pendidikan yang layak.

Di kota Bandung tempat saya tinggal sekarang, banyak anak-anak di bawah umur bekerja, entah itu sebagai pengamen, penjual koran, penjual cobek, dan lainnya. Mereka masih sangat kecil tapi mereka sudah harus memikul tanggung jawab yang besar. Setiap hari setelah pulang dari kampus, di simpang Dago, saya melihat anak-anak itu berlari menghampiri angkot dan mobil yang berhenti saat lampu merah. Mereka bernyanyi dengan suaranya yang sumbang dan lucu, ada yang memainkan gitar dengan sumbang, ada yang bermain biola dengan nada yang juga sumbang, tetapi terkadang ada juga yang bermain dengan sangat baik- saya sangat kagum dengan kemampuannya belajar. Saat lampu lalu lintas berubah dari merah menjadi hijau, mereka akan berlari ke arah ibunya dan kalau mereka mendapatkan uang, mereka memberikannya untuk orang tuanya. Orang tuanya menunggui mereka hingga sore.

Baca di http://ys-yuliasafrida.blogspot.com/2012/07/stop-mempekerjakan-anak-di-bawah-umur.html

 

Ahli Waris Akun Dunia Maya

Posted July 23rd, 2012 at 6:14 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Marisya Rosdiana Purnama, 20 Juli 2012

Selama ini, yang ada di pikiranku tentang warisan adalah uang atau tanah. Biasanya sih  begitu. Dan kalau kamu adalah seorang sinetron mania, maka kamu akan sangat sering mendapat cerita tentang perebutan harta warisan. Cerita semacam ini juga banyak terjadi di dunia nyata. Warisan dengan jumlah melimpah akan menjadi rebutan, ingin mendapat ‘jatah’ yang lebih banyak. Padahal, pembagian warisan sudah ada aturan yang ditetapkan, khususnya dalam Islam.

Nah, bagaimana dengan warisan dunia maya?
Terinspirasi dari artikel VOA yang berjudul “Siapa Pewaris Akun Dunia Maya setelah Anda Meninggal?” tanggal 12 Juli 2012 yang berisi tentang kekhawatiran terkait masalah hukum dan etika, yang dapat membuat keluarga dan teman yang ditinggalkan frustasi ketika mencoba mendapatkan kontrol atas akun-akun internet almarhum/ah.

Baca di http://cahcilik4869.blogspot.com/2012/07/ahli-waris-akun-dunia-maya.html

Kapan Udara Bersih di Jakarta Tercipta

Posted July 23rd, 2012 at 6:13 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Sugeng Handoyo, 19 Juli 2012  

Uji emisi apakah hanya tren saja atau memang sebuah program yang harus dijalankan kemudian menghilang. Pemerintah pernah mencanangkan hal itu tapi pada kenyataanya sebuah gedoran itu hanya ada dua tahun yang lalu, itu semua kini hanya menjadi isapan jempol saja, karena masih banyak kendaraan yang tentu saja dari kasat mata sudah dibilang tidak layak jika di uji emisi.

Lalu kenapa sekarang udara daerah DKI Jakarta sebuah kota besar dengan populasi penduduk yang begitu besarnya, kini terdiamkan akan isu ini. Bahkan sebagian orangpun melupakan seperti tidak pernah ada kampanye atau bahkan menganggap seperti kampanye yang hanya ramai di depan saja dan menghilang perlahan di akhir cerita.

Saya menanggapi berita yang disiarkan oleh voaindonesia pada tanggal 18/07/12 dengan judul : “Tingkat Pencemaran Udara di Jakarta Meningkat“. Jelas aja meningkat setiap saya kesana (jakarta) saja tidak ada hentinya yang namanya asap rokok, rokok mah dimana saja juga ada yah :D,  maksudnya kendaraan yang gak pernah kenal henti, dari pagi sampai pagi lagi juga masih saja ramai, suasana jakarta itu sesuatu banget deh.

Baca di http://www.genksukasuka.com/2012/07/kapan-udara-bersih-di-jakarta-tercipta.html

Ditunggu: Gel Hormon sebagai Alat Kontrasepsi Pria

Posted July 18th, 2012 at 8:56 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Leyla Imtichanah, 18 Juli 2012 

Saya sudah mencoba semuanya dan sudah merasakan efek sampingnya. Hingga saya membaca berita di website Voice of America, tanggal 27 Juni 2012, bertajuk “Gel Hormon Menjanjikan Sebagai Kontrasepsi Pria.” Diberitakan bahwa para peneliti sedang mengembangkan kontrasepsi hormonal untuk pria berbentuk gel yang tidak permanen dan hasilnya cukup menjanjikan. Kontrasepsi ini dapat menekan produksi sperma dengan menurunkan level hormon pria.
Nah, selama ini kan alat kontrasepsi lebih banyak untuk wanita, sehingga bisa dibilang bahwa wanita harus banyak berkorban demi tercapainya keluarga berencana. Alat kontrasepsi untuk pria hanya kondom dan steril. Jadi, gel hormon ini bisa jadi tambahan solusi bagi yang ingin ber-KB menggunakan alat kontrasepsi, terutama untuk kaum prianya.

Baca di http://leylahana.blogspot.com/2012/07/ditunggu-gel-hormon-sebagai-alat.html

Buku dan Perpustakaan: Antara Cetak dan Digital

Posted July 17th, 2012 at 2:56 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Adi Toha, 16 Juli 2012

Paragraf pembuka sebuah pemberitaan di VOA Indonesia pada 9 Juli 2012 dengan judul Buku Elektronik Banyak Dicari Perpustakaan AS, cukup menggoda. Betapa tidak, paragraf tersebut berusaha menawarkan subjek baru dalam hubungan antara “perpustakaan” dan “buku”, yakni e-book, atau buku elektronik.

E-book, memang sudah bukan hal yang asing lagi bagi pengguna internet apalagi bagi para pecandu buku. Project Gutenberg yang didirikan pada 1971, yang merupakan perpustakaan digital pertama, hingga kini menyediakan 40.000 e-book gratis yang dapat diunduh dan dibaca baik menggunakan perangkat komputer biasa ataupun perangkat khusus pembaca buku yang semakin canggih. Hampir semua penerbit dan toko buku online internasional seperti Amazon, Penguin, Barnes & Nobel, dan lain-lain, juga menyediakan format e-book untuk buku-buku yang mereka jual.

Lantas, apakah kondisi tersebut akan menggusur nilai buku cetak dan perpustakaan konvensional? Sehingga pihak penerbit buku merasa khawatir bahwa perkembangan e-book akan mengurangi penjualan buku cetak?

Baca di http://www.sanibisme.com/buku-dan-perpustakaan-antara-cetak-dan-digital/

Mencetak Buku Sendiri: Cara Instan Menjadi Penulis

Posted July 16th, 2012 at 6:13 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Leyla Imtichanah, 15 Juli 2012

Setelah menjalani karier menulis selama kurang lebih sepuluh tahun, saya telah mengalami berbagai pengalaman pahit manis dalam menerbitkan buku. Saya merasakan pahitnya kenyataan menjadi penulis pemula yang namanya belum diperhitungkan di jagat dunia tulis menulis.

Tiga tahun berusaha mencari penerbit, akhirnya saya memutuskan untuk menerbitkan buku sendiri. Pengalaman menerbitkan belasan buku, rupanya tak lagi mengesankan penerbit. Saya harus mengikuti tren pasar yang ada dengan menyediakan naskah yang sesuai dengan keinginan pasar. Saya memilih sebuah jasa penerbitan indie, atau self publishing, dengan biaya murah dan sistem cetak buku Print on Demand, atau dicetak berdasarkan pesanan. Saya hanya membayar jasa produksi buku, seperti kover, layout kover, dan layout isi. Biaya cetak baru dibayar kalau sudah ada yang memesan buku saya. Berhubung menggunakan sistem POD, maka penjualannya hanya melalui web penerbit, atau online. Buku tidak tersedia di toko buku.

Rupanya, jalan seperti itu pulalah yang diambil oleh seorang penulis pemula di Amerika, John Saul, yang saya baca beritanya di situs VOA Indonesia tanggal 15 Juli 2012 yang berjudul:  Mulai Karir Menulis dengan Mencetak Buku Sendiri. Artikel VOA ini memberitakan tentang aktivitas John Saul menandatangani buku pertamanya di sebuah rumah di Alexandria, Virginia. Buku berjudul “Candle in the Window” itu adalah buku pertamanya yang berisi  koleksi syair John Saul, yang dikumpulkannya selama 40 tahun.

Baca di:  http://leylahana.blogspot.com/2012/07/mencetak-buku-sendiri-cara-instan.html

Nasionalisme dan Penghematan di Olimpiade 2012

Posted July 16th, 2012 at 6:03 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman:  Lusiana Trisnasari, 14 Juli 2012

Tulisan ini terinspirasi dengan berita mengenai  Tim Olimpiade Amerika Serikat seperti yang diberitakan oleh www.voaindonesia.com berjudul: Seragam Tim Olimpiade AS ‘Made in China’ Picu Kontroversi tanggal 13/7/12.

Nasionalisme dan penghematan jarang bisa sejalan. Demi nasionalisme, penghematan sering harus dikesampingkan. Namun kita memiliki pengalaman bahwa itu tak selamanya memberikan hasil yang baik.

Bisa dibayangkan betapa marahnya para wakil rakyat Amerika Serikat ketika mereka tahu sudah mengirim atlit-atlit terbaiknya untuk meraih kemenangan tertinggi dibidang olahraga dengan seragam tim kebanggaan negara adidaya tapi berlabel “Made in China”. Dilihat dari sini tentu salah. Tapi dilihat dari sisi pengadaan tak sepenuhnya salah, karena bagian pengadaan selalu ditekankan rumus “harga semurah mungkin, mutu sebaik mungkin.”

Baca di:  http://burselfwoman.com/?p=5698

 

Para Putri Disney Mengajari Bahwa Kekuatan Berani Datangnya dari Hati

Posted July 16th, 2012 at 5:53 am (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Citra Rizcha Maya,  14 Juli 2012

Membaca artikel VOA edisi 25 Juni 2012 tentang Tak ada Lagi Putri Tak Berdaya dalam Adaptasi Dongeng Klasik, membuatku merasa…hey apakah benar para putri dari dongeng adaptasi klasik sungguh-sungguh tak berdaya????

Aku tak sepenuhnya setuju, mereka memang terlihat rapuh tapi bukan berarti mereka tak berdaya! Lihatlah mereka dengan cara yang berbeda. Okay, dimulai dengan Snow White and The Seven Dwarfs di tahun 1937 hingga Snow White versi K-Stew dalam Snow White and The Huntsman atau Snow White versi Lily Collins di Mirror-Mirror (2012) …

Oooops satu lagi, jika boleh dimasukkan ke dalam hitungan Snow White modern versi Amanda Bynes dalam Sidney White and the Seven Dorks (2007), masing-masing membawa karakter tentang si Putri Salju yang rapuh, si Putri Salju yang pemberani, Putri Salju yang cerdik, juga Putri Salju yang…seperti kebanyakan gadis normal lainnya…tapi apakah si Putri Salju jadul dan teman-teman Putri klasiknya terlihat tak berdaya?

Baca di:

http://ceritacintaciptaancitra.blogspot.com/2012/07/para-putri-disney-mengajari-bahwa.html

 

 

Kondom gratiskah solusi cerdas penanggulangan HIV/AIDS ?

Posted July 11th, 2012 at 10:01 pm (UTC+0)
Leave a comment

Kiriman: Anton Wijaya, 7 Juli 2012

Kemenkes harus cerdas menyikapi kendala yang dihadapi dalam penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, barangkali butuh langkah efisien sebagaimana rencana besar yang akan dilakukan pemerintah Amerika Serikat (AS) , bahwa di Amerika mulai Oktober 2012 mendatang akan dipasarkan alat tes deteksi dini HIV yang bernama OraQuik. Alat tes tersebut dapat dipakai oleh masyarakat awam dirumah, karena penggunaanya sangat mudah, yaitu dengan memasukan alat tersebut kedalam mulut, usapkan air liur, kemudian tarik keluar dan biarkan 20-40 menit, maka OraQuick mampu mendeteksi seseorang terinfeksi atau tidak.

Berita terkait tentang alat pendeteksi HIV/AIDS tersebut dengan judul “Badan Pangan dan Obat AS Setujui Tes HIV di Rumah”, penulis dapatkan dari VOA. Inti dari artikel yang dimaksud, bahwa persetujuan Badan Pangan dan Obat-obatan Amerika (FDA) untuk memasarkan secara luas pada masyarakat, mengingat 1,2 juta warga Amerika Serikat terinfeksi HIV. Pemerintah Amerika menyatakan 20 persen dari penderita tersebut tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi virus kutukan tersebut, sehingga OraQuick dianggap alat cerdas untuk mencegahnya.

Jika dikaitkan dengan situasi yang ada di Indonesia, terutama di provinsi tempat saya berdomisili, tentu alat pemeriksaan tersebut sangat dibutuhkan, karena mampu menjaga privasi si penderita.

Baca di http://medianers.blogspot.com/2012/07/kondom-gratiskah-solusi-cerdas.html

Redemption Through Writing

Posted July 11th, 2012 at 9:55 pm (UTC+0)
1 comment

Kiriman: Adi Toha, 10 Juli 2012

Dalam sistem peradilan, terkadang kita mendengar istilah “berkelakuan baik” selama di dalam penjara, sikap yang berpotensi mengurangi masa tahanan. Dengan membaca, sebagaimana diharapkan dalam program “Redemption Through Reading”, para narapidana diharapkan akan berkelakuan baik. Saya pikir, menulis pun demikian.

Dengan menulis, narapidana tidak saja berkelakuan baik, tetapi juga “kelakuan”-nya tersebut bermanfaat bagi banyak orang. Karya yang dihasilkannya bukan tidak mungkin akan menginspirasi dan menyadarkan banyak orang. Jika pemerintah Brazil memberikan pengurangan masa tahanan melalui membaca, maka seharusnya, ada juga program pengurangan masa tahanan melalui menulis, “Redemption Through Writing”.

Maka seharusnya, Khairul Ghazali, dengan menulis novel selama berada di dalam penjara, dan narapidana mana saja yang mampu menulis dan melahirkan karya, dapat diberikan pengurangan masa tahanan, karena apa yang mereka lakukan lebih daripada sekadar “berkelakuan baik”. Dan, “Redemption Through Reading” sekaligus “Redemption through Writing” adalah gagasan menarik dan positif yang perlu diterapkan oleh pemerintah Indonesia.

Baca di http://www.sanibisme.com/redemption-through-writing/

Categories

Calendar

November 2024
M T W T F S S
« Dec    
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Archives