Posted April 16th, 2012 at 6:55 am (UTC+0)
Kiriman: Yohanes Yoga Laksono, 14 April 2012
Seperti biasanya, saya melewati perempatan jalan yang sama sehabis pulang kuliah. Merupakan pemandangan yang lazim jika pasti ada pengemis yang meminta-minta diperempatan jalan. Mulai dari anak-anak, pengamen punk, hingga minta sumbangan untuk pembangunan panti asuhan yang tidak jelas sudah biasa terlihat. Tetapi hari kelihatannya sedikit berbeda, yang terlihat dibalik kaca helm saya adalah orang tua paruh baya kira-kira setua ayah saya, yang berjalan terseok-seok mengais rezeki dari kendaraan yang berhenti di perempatan.
Realita kehidupan seperti itulah terlihat, kelihatannya ladang pencaharian anak-anak pengamen mulai dikerumuni oleh orang lanjut usia. Tidak bisa dipungkiri, mungkin gambaran yang hampir sama terlihat di berbagai kota di Indonesia. Seiring meningkatnya usia harapan hidup masyarakat Indonesia yang pada tahun 2010 sebesar 67,4 tahun meningkat juga masalah sosial dikalangan orang berusia lanjut.
Terpikir olehku bahwa kira-kira orang berusia 60 tahun seharusnya menikmati sisa hidup yang telah diberikan oleh-Nya, melakukan hobi yang santai, bebas dari pekerjaan berat, dan menimang-nimang anak cucu. Hal ini terpikir olehku bahwa seperti yang dikatakan WHO, bahwa lingkungan fisik dan sosial harus diciptakan agar orang lansia dapat hidup layak dalam salah satu artikel yang dimuat disitus VOA Kamis 12 April 2012 Waktu Washington yang berjudul WHO: Pupulasi Lansia di Dunia Semakin Bertambah.
Baca di: http://yohanrushsykes.blogspot.com/2012/04/lansia-di-perempatan-jalan.html